Info Tentang Pray for Paris, What About Now? #PrayforParis Update Terbaru 2017 Gratis

Sedikit Info Seputar Pray for Paris, What About Now? #PrayforParis Terbaru 2017 - Hay gaes kali ini team Cyber Pekok, kali ini akan membahas artikel dengan judul Pray for Paris, What About Now? #PrayforParis , kami selaku Team Cyber Pekok telah mempersiapkan artikel ini untuk sobat sobat yang menyukai Cyber Pekok. semoga isi postingan tentang Artikel #Dunia, Artikel #PrayforParis, Artikel #War, Artikel Pendidikan, yang saya posting kali ini dapat dipahami dengan mudah serta memberi manfa'at bagi kalian semua, walaupun tidak sempurna setidaknya artikel kami memberi sedikit informasi kepada kalian semua. ok langsung simak aja sob
Judul: Berbagi Info Seputar Pray for Paris, What About Now? #PrayforParis Full Update Terbaru
link: Pray for Paris, What About Now? #PrayforParis
"jangan lupa baca juga artikel dari kami yang lain dibawah"

Artikel Terbaru Pray for Paris, What About Now? #PrayforParis Update Terlengkap 2017

Tak akan ada asap tanpa api!

Kota yang sejuk, daun-daun berguguran, jalanan macet oleh kendaraan dan pejalan kaki, gedung pencakar langit berderet rapi dan mewah, rumah-rumah mode memamerkan produk terbaru mereka yang elegan dan mahal, konser musik oleh musisi dunia menghentakkan telinga dan nadi, lenggak-lenggok di atas catwalk, model pria dan wanita sumringah, Menara Eiffel menaburkan lampu aneka warna di malam hari. Hidup yang begitu damai.

Di sisi lain, pemerintah Perancis ikut menginvasi Suriah – ikut campur urusan negara lain tanpa memalingkan wajah ke kedamaian di negaranya sendiri. Suriah di bom. Anak-anak menjerit. Rentetan senjata tiap saat. Orang-orang mengungsi. Bangunan roboh. Tak ada lagi tempat berteduh bagi mereka yang ketakutan setengah mati. Makanan dan minuman menipis, mereka hanya bisa menengah ke langit, berharap awan berbentuk semangkuk gandum dan segelas air putih untuk melupakan lapar dan dahaga.

Antara kepedihan dan ketakutan di Suriah. Bom meletus. Mesiu mengejar tubuh gagah. Telah menjadi makanan sehari-hari, tanpa ada sikap pamrih dari dunia saat ratusan ribu orang tumbang. Karena – katanya – sarang teroris ada di sana.

Antara bahagia dan kemajuan zaman di Paris. Entah siapa – katanya – teroris telah melancarkan “agresi” militer. Ratusan orang terkapar. Cuma ratusan saja. Dunia menggelegar. Menghujat satu nama. Memaki satu suara.

“Muslim!”

ISIS atau Boko Haram atau siapapun mereka hanya 0,003% saja dari 1,6 milyar penduduk dunia yang beragama Islam. ISIS atau Boko Haram yang entah bentukan siapa dengan mudahnya mencantumkan Islam sebagai keyakinan mereka di kartu identitas. ISIS atau jenis apapun itu dengan mudahnya mengklaim bahwa mereka bertanggung jawab terhadap teror. Di dunia maya yang gampang saja menguploadsuara dan video. Sayangnya, media arus utama sehebat Reuters mengutip video entah tanggal berapa itu sebagai sikap tanggung jawab dari mereka yang berjenggot dan berkumis tebal.

Apa yang terjadi di Paris hari ini?

Hashtag #PrayforParishanya segelintir kisah yang ada dalam roman picisan. Presiden Suriah, Bashar Al Assad,  dengan tegas mengatakan bahwa hukum sebab akibat telah berlaku. Benar adanya bahwa mengusik rumah orang lain mudah saja, tetapi saat diusik rumah sendiri begitu mudah kebakaran jenggot. Perancis telah lebih dahulu bermain api dengan menginvasi – ikut memerangi entah siapa di Suriah sampai negara itu berperang – Suriah yang damai. Negara-negara Eropa dan Amerika terlalu lama ikut campur dalam urusan rumah tangga orang lain. Lihat Palestina yang tak pernah tenang, Irak yang hancur lebur, Iran yang kacau-balau, Libanon yang seperti enggan hidup kembali. Dan negara-negara lain yang semakin hari dijejaki oleh mereka yang mengatakan nama “teroris” sebagai penjamin kemunafikan. Bom, teror, senjata api laras panjang dan senjata nuklir lainnya telah lama bersarang dan cukup sering menghajar ulu hati umat Muslim di negara-negara Timur Tengah. Tak terhitung lagi nyawa melayang dalam hitungan detik, apalagi hitungan tahun.

Paris hanya semalam. Sebentar saja. Imbas dari mulut besar pemimpin Eropa dan Amerika yang damai. Para pemimpin yang tak pernah merasa lapar semenit saja. Para pemimpin yang hanya berkoar-koar di masa keemasan dengan bantuan teknologi dan dana mengalir deras.

Media massa ikut memberitakan seolah-olah – benar adanya – bahwa Muslim bertanggung jawab atas kejadian demi kejadian di negeri barat. Media sosial juga menghajar dengan hashtag tertentu – semisal #PrayforParis – untuk menggalang dukungan dan menghasut umat Islam.

Namun, dunia tak selamanya bodoh. Pemimpin dunia tak selamanya tutup mulut.
#PrayforParis - Twitter @OvindarChris
Aksi protes terhadap kezaliman barat kepada Muslim kian menderu. Bahwa karena nila setitik rusak susu sebelanga. Karena satu ucapan – perintah – dari pemimpin barat hancur lebur Timur Tengah. Satu dua rentetan mesiu, hanya menumbangkan ratusan orang saja di Paris. Bangunan tetap kokoh. Menara Eiffel tak pernah berhenti berdansa. Jalanan di Paris dan di Eropa akan tetap damai sampai waktu yang lama ke depan. Pakaian terbaru akan tetap dikeluarkan rumah mode dengan berbagai gaya dan harga mahal. Berbeda dengan bangunan yang telah hancur di Timur Tengah. Manusia yang meninggal entah di mana lahan untuk menguburkannya karena terlalu banyak dalam tiap detik. Jalanan telah berganti lubang besar. Baju telah lusuh dan tak tergantikan berhari-hari bahkan berbulan-bulan.

Wajar saja ada yang “balas dendam” ke negara maju dan damai. Hati manusia tiada yang tahu. Sekuat apapun imannya akan kandas juga begitu melihat saudaranya diteror terus-terusan. Mau ISIS. Mau Boko Haram. Mau Al-Qaeda. Mau julukan lain dalam bahasa Arab. Mau siapapun itu. Inilah kehidupan sebenarnya, Kawan!

Jangan pernah menganggu rumah tangga orang lain, apabila rumah tangga sendiri tak mau diusik!
***
Referensi:

Itulah sedikit Artikel Pray for Paris, What About Now? #PrayforParis terbaru dari kami

Semoga artikel Pray for Paris, What About Now? #PrayforParis yang saya posting kali ini, bisa memberi informasi untuk anda semua yang menyukai Cyber Pekok. jangan lupa baca juga artikel-artikel lain dari kami.
Terima kasih Anda baru saja membaca Pray for Paris, What About Now? #PrayforParis